Prasyarat Prakerin Siswa SMK Otomotif
Sekolah adalah salah lembaga yang
mengkhususkan diri pada dunia pendidikan, yang menyelenggarakan proses belajar
mengajar untuk membimbing, membina dan mengembangkan potensi anak didik untuk
mencapai tujuan pendidikan. Sebagai masyarakat belajar sekolah mepunyai karakteristik tersendiri untuk
mengembangkan potensi anak didik yang bersifat keilmuan dan ketrampilan.
Munculnya Pendidikan Sistim
Ganda dalam dunia pendidikan tidak lepas dari pemikiran tentang Link &
Match (Keterkaitan dan Kesepadanan). Berbicara mengenai pendidikan sistim ganda
yang berarti didua tempat artinya pendidikan ada yang diajarkan didunia
pendidikan (sekolah) dan ada yang diajarakan didunia usaha (Perusahaan).
Dalam Buku Penuntun Pendidikan
Sistim Ganda DepDikBud “Pada dasarnya, program PSG dimaksud untuk meningkatkan
mutu pendidikan pada SMK, meningkatkan mutu tamatan SMK untuk mencapai Misi
SMK”. Mencermati kalimat diatas jelas sekali bahwa Program Pendidikan Sistim
Ganda atau kemitraan dengan Dunia Usaha merupakan suatu jalan untuk mencapai
meningkatnya mutu lulusan SMK, dengan upaya mengepadankan pembelajaran di dunia pendidikan dengan
kebutuhan di dunia usaha( industri) yang dilaksanakan dengan program Praktik
Kerja ndustri (Prakerin)
Sampai saat ini
Praktek Kerja Industri (Prakerin) hampir semua sekolah mempunyai jadwal yang
sama yang jatuh antara oktober s/d maret, sehingga terjadi penumpukan siswa
prakerin maka dari itu jumlah siswa yang tertampung juga terbatas mengingat jumlah
perusahaan juga terbatas.
Kalau jumlah siswa
yang praktek melebihi jumlah mekanik perusahaan bagaimana mungkin dapat memberi
bimbingan yang baik belum lagi kemampuan mekanik tidak semua bisa membimbing, belum lagi pemahaman dan ketrampilan siswa
juga berbeda beda yang pada gilirannya dapat menyulitkan semua pihak.
Untuk masuk dalam
praktik keahlian produktif tentu harus mengusai ketrampilan dasar terlebih
dahulu baru kemudian menjadi pembantu mekanik ahli selanjutnya dapat melakukan
sendiri, mengingat bengkel otomotif pekerjaannya bersifat memecahkan masalah
yang diperlukan kehlian khusus dan ketrampilan khusus pula terlebih lagi barang
yang dikerjakan bukan milik perusahaan tetapi milik pelanggan dalam hal ini
perusahaan dituntut dapat menjaga mutu pekerjaan dan purna pekerjaan harus
tepat waktu yang dapat memuaskan pelanggan.
Berangkat dari sini
maka diharapkan para siswa yang akan
melaksanakan Prakerin sebelumnya wajib dibekali dengan penguasaan
materi Ketrampilan Dasar Umum dan
Ketrampilan Dasar Otomotif yang dapat diajarkan dibengkel sekolah.
Pada kenyataan
tidak semua sekolah mempunyai fasilitas yang memadai baik sarana dan prasara
pendukung praktik siswa belum lagi ketersediaan guru pembimbing yang
berkompeten yang berkualitas, demikian pula dengan dunia usaha. Lain kalau
dunia usaha yang mempunyai fasilitas pelatihan, dengan waktu prakerin 3 (tiga)
maka siswa dapat dibimbing melalui program pelatihan yang disesuaikan dengan
program pelatihan yang berlaku didunia usaha yang dibutuhkan oleh siswa yang
meliputi pelaran teori terapan, praktik ketrampilan Dasar Otomotif dan Praktik
Over Houl System ((melakukan proses bongkar pasang pemeriksaan – perbaikan pada
unit Trainning.
Dengan pola yang
demikian dapat diambil manfaat bagi bagi siswa, sekolah dan dunia usaha.
Manfaat bagi siswa badan sehat, berkembangnya minat dan kecintaan terhadap
dunia otomotif terbentuknya pola pikir yang terencana dan kemampuan untuk
bekerjasama serta meningkatkan ketrampilan yang sepadan dengan mekanik. Adapun
manfaat bagi perusahaan tersedianya tenaga – tenaga terampil yang sesuai dengan
kebutuhan didunia usaha/industri sedangkan
untuk sekolah dapat mengikuti perkembangan yang terjadi didunia usaha.
Sebagai calon
mekanik yang baik dan bermutu siswa harus menguasai dasar otomotif secara
keseluruhan baik pemahaman maupun ketrampilannya, hal ini dapat tercapai jika
diberi pelatihan sedangkan tempat pelatihan terbaik adalah disekolah karena
disekolah memperoleh kesempatan yang sama sebagai bagian peningkatan mutu
sekolah.
Peningkatn ini
dapat dicapai melalui kemitraan dengan dunia usaha dan industri, sehingga
sekolah dapat mengetahui perkembangan teknologi yang dimanfaatkan dalam dunia
usaha/ industri dan apa yang dibutuhkan dalam rangka mendukung perkembangan
teknologi serta bagaimana mempersiapkan tenaga pelaksananya.
Kemitraan itu
hendaknya dikonsepkan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan utama mutu
lulusan SMK. Dengan demikian diharapkan sekolah dapat berfungsi sepenuhnya
sebagai agen pembelajaran pendidikan
ketrampilan yang representatif.
Disisi yang lain
dunia usaha/industri sebagai bentuk kepedulian
pendidikan tetap menjalin kemitraan dengan sekolah, senantiasa
memberikan masukan dan bantuan teknik agar mampu melaksanakan pelatihan
seutuhnya tetapi tidak dalam bentuk mengambil alih proses pendidikan sekolah.
Dengan menyamakan
persepsi antara dunia usaha/industri dan dunia pendidikan hanya satu
kepentingan yaitu perkembangan siswa agar dapat berkembang didalam dunia kerja,
untuk diharap menjalin kemitraan dalam rangka menjembatani perbedaan yang ada
agar dapat terwujud kesamaan Visi dan Misi dalam rangka mempersiapkan masa
depan anak bangsa melalui pendidikan.
Untuk itu Kepada
Dunia Usaha/Industri agar tidak alergi terhadap dunia pendidikan dan dunia
pendidikan tidak perlu grogi menghadapi dunia usaha/industri satukan langkah
hanya dengan menjunjung satu kepentingan yaitu “Demi Masa Depan Anak-Anak
Bangsa”
No comments:
Post a Comment