PENTINGNYA SINERGI
PENDIDIKAN SMK DENGAN DUNIA USAHA
Pengembangan pendidikan menengah kejuruan yang membangun
manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif dan wirausaha; Dalam mendukung
Pengembangan Ekonomi Kreatif (PEK) yakni
pengembangan kegiatan ekonomi berdasarkan pada kreativitas, keterampilan, dan
bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu yang
bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Untuk menumbuhkan hal tersebut perlu dirumuskan kebijakan pengintergrasian
aspek yang menumbuhkan jiwa kreatif, inovatif, sportif dan wirausaha dalam
metodologi pendidikan.
Lulusan Pendidikan Kejuruan
diharapkan mempunyai 5 elemen kompetensi yang sesuai kebutuhan Pemangku Kepentingan :
- Kebutuhan masyarakat (societal needs)
- Kebutuhan dunia kerja (industrial needs)
- Kebutuhan profesional (professional needs)
- Kebutuhan generasi masa depan ( vision)
- Kebutuhan ilmu pengetahuan (scientific)
Kenyataan dilapangan masih ditemukan tidak sedikit lulusan smk yang masih belum
mendapatkan pekerjaan (menganggur), kalaupun mendapat pekerjaan apa semua
mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki atau hanya sekian
persen yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki siswa. Masalah pengangguran
bukan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dunia pendidikan semata, tetapi
“keberuntungan” (nasib baik) juga menjadi salah satu faktor disamping kesempatan yang tersedia
didunia usaha serta sikap dan dukungan masyarakat terhadap etos kerja.
Pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha; Kontribusi dunia
usaha dan dunia industri dalam pengembangan pendidikan menengah kejuruan masih
rendah. Hal ini diakibatkan karena belum adanya pola kemitraan pendidikan
dengan dunia usaha dan dunia industri, serta organisasi masyarakat. Sementara
itu, pendidikan tidak dapat berdiri sendiri lepas dari keterkaitannya dengan
dunia usaha dan dunia industri, baik proses pendidikannya, pendidiknya, dan
maupun peserta didiknya.
Berbicara kemitraan dunia dunia usahadan dunia pendidikan
sebenarnya selama ini sudah berlangsung, tetapi hasil yang didapat belumlah
sesuai yang diharapkan baik oleh siswa maupun oleh dunia usaha mengapa
demikian?
Jawabanya
- mungkin disebabkan tidak dirasakannya suatu kebutuhan atau kepentingan masing – masing pihak, sehingga tidak adanya titik temu kepentingan yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
- tidak jelasnya apa yang dikehendaki dunia pendidikan mengirim siswa ke dunia industry, sehingga praktek kerja tanpa memperoleh target manfaat seperti yang diharapkan.
- belum adanya kata sepakat antara dunia usahadan dunia pendidikan dalam menyikapi lulusan smk “ lulusan siap pakai” menurut siapa ? karena dunia usaha juga beragam yang mempunyai standart masing masing yang berbeda. Lulusan smk “telah disiapkan” kenyataan mutu pendidikan sekolah belumlah sama (beragam)
Barangkat dari sanalah perlu adanya kesepemahaman standar
kompetensi siswa dengan komptensi yang dikenhendaki oleh dunia usaha, artinya
pelatihan di dunia pendidikan bisa nyambung
dengan pelatihan dunia usaha dengan demikian diharapkan kwalitas sumber daya
manusia meningkat.
Dalam hal ini dunia usaha membutuhkan informasi tentang
sistim pendidikan dan pembelajaran di sekolah dengan tujuan untuk menentukan
tahapan tahapan yang tepat sehingga diperoleh target manfaat bagi siswa,
sekolah sekaligus bagi dunia usaha, untuk itu diperlukan pendekatan dalam rangka mengetahui kebutuhan
masing - masing yang diharapkan menguntungkan bersama tentunya.
Dari tujuan bersama tersebut sebagai pemersatu kepentingan
guna meningkatkan Mutu Pendidikan anak didik kita, diharapkan kedua pihak dapat
mewujudkan suatu karya bersama yang berguna bagi sesama.
Berbicara tentang kurikulum, kurikulum SMK masih kurang
berorientasi pada pembentukan kreativitas dan kewirausahaan pada anak didik,
masih lemahnya pengetahuan ekonomi kreatif antar penyelenggara pendidikan belum
lagi sarana prasarana yang mendukung penciptaan insan kreatif dalam rangka
pengembangan eknomi kreatif.
Untuk mengatasi hal itu perlu dilakukan beberapa kebijakan
yang antara lain adalah sebagai berikut:
- Pembentukan sistem yang mengatur kemitraan sinergis dengan dunia usaha dan dunia industri untuk peningkatan relevansi lulusan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri.
- Optimisasi pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk bidang pendidikan.
- Pembentukan sistem yang mengatur kemitraan sinergis dengan organisasi kemasyarakatan.
- Membangun mekanisme kemitraan antara Direktorat Pembinaan SMK dan SMK dengan pelaku usaha untuk mengembangkan pendidikan dan pelatihan berkualitas.
- Mendorong pihak swasta untuk membangun lembaga pendidikan dan pelatihan khususnya yang terkait dengan kebutuhan SDM.
- Pemanfaatan potensi yang ada di masyarakat, dunia usaha dan dunia industri untuk peningkatan kualitas pendidikan.
- Optimalisasi utilitas SMK diluar jam belajar mengajar untuk pemberdayaan masyarakat sekitar SMK.
No comments:
Post a Comment